Assalamualaikum ... Welcome in my Blog ^_^

Saya Hanyalah Seorang Khalifah Yang Mencari Ridho-MU Yaa ALLAH.. Saya Sayang Mama’. I Will Make you Always Smile Mom :D Berfikir, Berdzikir, Berikhtiar. Photograph and Travelling is Possible.. Sure you can do Amalia.! Insya Allah :D
Home » » Managemen Bohong, Karyawan BRT Demo Lagi

Managemen Bohong, Karyawan BRT Demo Lagi

Written By Amalia Rosdiana on Minggu, 27 Januari 2013 | 21.09

Bandar Lampung, BP
         Sesuai kesepakatan, antara pihak manajemen Bus Rapit Transit (BRT) Bandarlampung bersama karyawan, Kamis (27/12) waktu lalu. Di gedung Semergou, Pemerintah Kota Bandarlampung, disaksikan wali Kota Herman HN. Manajemen BRT, diwakili oleh Direktur SDM Trans Bandarlampung, Benny HN Mansyur. Menyanggupi akan membayar tunggakan gaji bagi karyawan, sebelum tanggal (20/01) Minggu kemarin.
        Para karyawan harus rela kembali menelan rasa kekecewaan pasalnya, hingga batas waktu yang telah ditentukan belum ada satupun tindaklanjut dan tanda-tanda realisasi janji dari pihak management BRT.
        Para karyawan trans bandarlampung mengaku akan kembali melakukan aksi unjuk rasa hari ini. Aksi tersebut dengan tuntutan yang sama, mereka menuntut hak gaji dan uang transport mereka yang belum terbayarkan oleh manajemen BRT.
        Salah satu karyawan trans bandarlampung, Toni Nugraha sebagai pramudi mengatakan, aksi tersebut akan dimulai sekitar pukul 08.00, mereka akan berkumpul di Terminal Induk Rajabasa. Setelah semua berkumpul, sekitar pukul 09.00 akan melaju menuju Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) menggunakan sepeda motor.
       “Kami ini kurang sabar apa lagi?, kami disuruh bersabar menunggu hingga tanggal 20 Januari. Sudah kami ikuti, ini sudah sampai waktunya. Tapi buktinya mana?, sampai sekarang gaji dan uang transport kami belum juga dibayarkan. Kami capek dibohongi terus,” keluhnya.

       Menurut Toni, sebelum mereka mengadakan aksi ini, mereka sudah melayangkan surat pemberitahuan kepada dinas terkait dalam hal ini pihak Disnaker, Dinas Perhubungan Kota Bandarlampung, kepala terminal Rajabasa, Kapolresta Bandarlampung dan Walikota bandarlampung. Secara umum surat tersebut sebagai pemberitahuan kepada instansi, terkait aksi mereka sebelumnya di halaman Pemkot Bandarlampung waktu lalu.
         Dijelaskannya, dalam aksi tersebut mereka dipayungi oleh Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPTI). Oleh sebab itu mereka mengancam, apabila permaslahan ini tidak mendapat kejelasan dari pihak Disnaker. Maka mereka akan membawa Disnaker ke Walikota. “Kalau dari Disnaker tidak ada kejelasan maka kita akan bawa ke Walikota,” ancamnya.
         Lebih lanjut, bapak tiga anak yang sudah bekerja selama delapan bulan ini mengatakan, pihaknya akan tetap melakukan aksi unjuk rasa damai, meski diakuinya mereka sudah cukup merasa di bohongi. Pihaknya berharap manajemen BRT, mengeluarkan hak mereka selaku pekerja. “Pokonya kami ini sudah merasa benar-benar di dzolimi betul oleh manajemen BRT ini,” jelasnya.
         Menanggapi polemik tersebut, Direktur Bus Rapid Transit (BRT) I Gede Jelantik mengakui, pihaknya memang akan mengadakan rapat pembahasan, mengenai polemik yang sedang berkembang terkait karyawan BRT. Namun sayang, ketika ditanya mengenai poin apa saja yang akan di bahas dalam pertemuan tersebut, Dia belum bisa memberikan bocoran. “Sebenarnya siang ini (kemarin) kita akan mengadakan rapat kelanjutan mengenai polemik ini,” katanya saat dihubungi melalui telphone.
       Menurut Jelantik, sebenarnya ini menjadi sebuah dilema bagi mereka selaku manajemen BRT. Keinginan dari pihak manajemen membayar gaji karyawan per koridor, hal itu pun tidak bisa sekaligus, tapi secara bertahap.
       “Kami juga minta, agar para pramudi dan tiketting ini terus beroperasi. Tapi mereka tidak mau, tidak apa-apa. Itu hak mereka, mau jalan atau tidaknya. Cuma sekarang kondisi keuangan kita di manajemen sedang kembang kempis, kalau mereka tidak mau jalan, dari mana kita akan melunasi itu. Semenjak kita beroperasi saja, contohnya jalur Rajabasa Citra Garden, itu kita selalu subsidi minimal 200 ribu per unit,” jelasnya.

         Dirinya mengaku, pada tanggal 1 Januari 2013 pihak manajemen sudah merubah pola dengan menerapkan sistem lima satu alias lima hari lansung diberikan upah sesuai dengan kinerja mereka. Ini belum berjalan maksimal, sebab masih ada sekitar 15-20 bus yang tidak beroperasi karena kondisi yang tidak baik.    Oleh karena itu pihak manajemen BRT akan tetap bertanggung jawab atas hal ini.
        "Pihak manajemen akan tetap mengupayakan, tidak akan lepas tangan,
kami pihak management tidak akan lepas tanggung jawab, terhadap tunggakan gaji dan uang transpot karyawan itu hanya tertunda. Kalau mereka kerja kan bisa lansung diambil, sisanya akan kita alihkan untuk membayar gaji mereka yang tertunggak per koridor,” ujarnya.
         Menurutnya jika saja para karyawan ini dapat bersabar selama enam bulan saja. Dengan catatan mereka terus bekerja, maka pihaknya optimis masalah ini akan teratasi dengan baik. Pasalnya, lanjut Jelantik, tunggakkan gaji dan biaya operasional tersebut mencapai 1,8 miliar, dan itu bukan uang yang sedikit.
“Inikan usaha transportasi, setidaknya selama tiga tahun baru akan mengalami stabil. Tapi kan mereka tidak mengetahui itu,” tandasnya. (Lia)
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Amalia Rosdiana - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger