Bandar Lampung,
Ratusan pedagang kaki lima (PKL) Pasar Tugu, kembali turun ke jalan. Kali ini mereka berunjuk rasa dan berorasi dengan berjalan kaki dari Pasar Bambu Kuning hingga kantor pemerintah kota setempat, Rabu (12/12) kemarin.
Ratusan PKL menuntut Pemkot Bandar Lampung untuk mengkaji ulang rencana penggusuran hamparan tempat berdagang para PKL untuk dibangun gedung yang baru. Mereka juga mengeluhkan tingginya harga kios baru yang ditawarkan pengembang Prabu Makmur.
Ratusan pedagang ini diperbolehkan beraudiensi langsung dengan Wali Kota Bandar Lampung Herman HN. Mereka beramai-ramai masuk ke balai pertemuan Gedung Semergou untuk bertemu orang nomor satu di Bandar Lampung itu.
Dalam kesempatan yang sama, Agus Siregar, Ketua PPKL Bandar Lampung yang menyampaikan tuntutan para PKL, diantaranya untuk tetap menempati tempat di lantai bawah.
Dalam pertemuan tersebut Herman HN berjanji akan menempatkan para PKL, khususnya pedagang ikan dan daging tetap berada di lantai bawah. Namun diakui Herman, dirinya masih bingung karena para PKL masih kekurangan tempat, tetapi ia berjanji PKL tetap ditempatkan di lantai bawah dan akan dibuatkan basemen agar pedagang bisa berdagang dengan layak. “Sesuai dengan permintaan PKL maunya dibawah, ya nanti akan kita buatkan basemen lah. Nanti kan dikeduk satu setengah meter seperti di Chandra Karang itu,” ujarnya.
Menurut Herman, melakukan aksi ujuk rasa hanya membuang-buang waktu dan tenaga saja, jika ingin menyampaikan aspirasinya langsung saja datang ke Pemkot Bandar Lampung. “Nggak usah lah demo-demo kayak gitu, buang buang waktu dan tenaga aja. Kalau memang mau ada yang disampaikan, ngomong lah didepan jangan berkoar-koar dibelakang nggak ada yang denger. Langsung aja dateng temui saya kita duduk bareng cari solusinya” tegasnya.
“Pasar Bambu Kuning itu sekarang sudah bagus, itukan mereka semua yang untung, pembeli jadi ramai kalau pasarnya itu bersih. Itu untuk para pedagang semua bukan untuk saya, coba dipikir yang sehat dulu. Kalau pasarnya kumuh mana ada yang mau beli, parkir aja nggak bisa dan sekarang kan parkirnya sudah bagus,” jelas Herman.
Sarnodo, salah seorang PKL Pasar Tugu mengusulkan, untuk pembagian tempat para PKL agar dibuatkan semacam undian. Sehingga tidak ada lagi rebutan tempat antar sesama pedagang dan lebih jelas. “Setiap tempat itu dikasih nomor urut lalu, kita kocok bareng-bareng jadikan lebih adil,” ungkapnya.
“Biar sekda dan kadis pasar lah yang mengatur pembagian tempatnya, untuk penempatan nanti akan di undi saja biar adil,” ujar Herman kepada wartawan di depan Gedung Semergou. (lia)
Ratusan pedagang kaki lima (PKL) Pasar Tugu, kembali turun ke jalan. Kali ini mereka berunjuk rasa dan berorasi dengan berjalan kaki dari Pasar Bambu Kuning hingga kantor pemerintah kota setempat, Rabu (12/12) kemarin.
Ratusan PKL menuntut Pemkot Bandar Lampung untuk mengkaji ulang rencana penggusuran hamparan tempat berdagang para PKL untuk dibangun gedung yang baru. Mereka juga mengeluhkan tingginya harga kios baru yang ditawarkan pengembang Prabu Makmur.
Ratusan pedagang ini diperbolehkan beraudiensi langsung dengan Wali Kota Bandar Lampung Herman HN. Mereka beramai-ramai masuk ke balai pertemuan Gedung Semergou untuk bertemu orang nomor satu di Bandar Lampung itu.
Dalam kesempatan yang sama, Agus Siregar, Ketua PPKL Bandar Lampung yang menyampaikan tuntutan para PKL, diantaranya untuk tetap menempati tempat di lantai bawah.
Dalam pertemuan tersebut Herman HN berjanji akan menempatkan para PKL, khususnya pedagang ikan dan daging tetap berada di lantai bawah. Namun diakui Herman, dirinya masih bingung karena para PKL masih kekurangan tempat, tetapi ia berjanji PKL tetap ditempatkan di lantai bawah dan akan dibuatkan basemen agar pedagang bisa berdagang dengan layak. “Sesuai dengan permintaan PKL maunya dibawah, ya nanti akan kita buatkan basemen lah. Nanti kan dikeduk satu setengah meter seperti di Chandra Karang itu,” ujarnya.
Menurut Herman, melakukan aksi ujuk rasa hanya membuang-buang waktu dan tenaga saja, jika ingin menyampaikan aspirasinya langsung saja datang ke Pemkot Bandar Lampung. “Nggak usah lah demo-demo kayak gitu, buang buang waktu dan tenaga aja. Kalau memang mau ada yang disampaikan, ngomong lah didepan jangan berkoar-koar dibelakang nggak ada yang denger. Langsung aja dateng temui saya kita duduk bareng cari solusinya” tegasnya.
“Pasar Bambu Kuning itu sekarang sudah bagus, itukan mereka semua yang untung, pembeli jadi ramai kalau pasarnya itu bersih. Itu untuk para pedagang semua bukan untuk saya, coba dipikir yang sehat dulu. Kalau pasarnya kumuh mana ada yang mau beli, parkir aja nggak bisa dan sekarang kan parkirnya sudah bagus,” jelas Herman.
Sarnodo, salah seorang PKL Pasar Tugu mengusulkan, untuk pembagian tempat para PKL agar dibuatkan semacam undian. Sehingga tidak ada lagi rebutan tempat antar sesama pedagang dan lebih jelas. “Setiap tempat itu dikasih nomor urut lalu, kita kocok bareng-bareng jadikan lebih adil,” ungkapnya.
“Biar sekda dan kadis pasar lah yang mengatur pembagian tempatnya, untuk penempatan nanti akan di undi saja biar adil,” ujar Herman kepada wartawan di depan Gedung Semergou. (lia)
Posting Komentar