Bandar
Lampung,
Kelangkaan solar di sejumlah SPBU di Bandar Lampung masih terus menghantui para pengemudi truk. Bahkan antrian kendaraan yang mengunakan BBM jenis solar mencapai hingga 50 meter lebih.
Kelangkaan solar di sejumlah SPBU di Bandar Lampung masih terus menghantui para pengemudi truk. Bahkan antrian kendaraan yang mengunakan BBM jenis solar mencapai hingga 50 meter lebih.
Seperti yang terjadi di SPBU Kali Balok Jalan Soekarno Hatta, kemarin
sore. Antrean truk awalnya hanya beberapa meter, namun hingga sore hari antrean
kembali padat. Bahkan hingga membuat kemacetan di sekitar jalan tersebut.
Suhadi sebagai pengelola SPBU Kali Balok mengatakan, sampai saat ini solar
masih dijatah dalam satu hari itu dua mobil, mulai pukul 08.00 hingga 16.30 dengan
kapasitas 40 hl.
“Sejak
tadi pagi hingga sore ini ada sekitar 30 mobil yang mengantri, para supir lebih
rela menunggu dibandingkan mencari SPBU lain karena mereka takut di SPBU lain
kehabisan solar,” jelasnya.
Setiap pembelian solar belum dibatasi hanya saja tidak melayani pembeli dengan jeriken. Ia berharap keadaan ini normal kembali agar para sopir dapat melakukan perjalanannya tanpa ada hambatan suatu apapun.
Dalam kesempatan yang sama Yanto, salah satu supir truk yang mengantar barang dengan tujuan dari Jawa ke Palembang mengatakan, dirinya mengantri dari tadi siang. “Saya mengantri dari jam 2 siang, sekarang ini kita sebagai sopir truk sangat susah dengan kelangkaan solar ini dan harus banyak-banyak bersabar untuk mendapatkan solar,” ujarnya. Sebelumnya, ujar dia, sejak pagi hari dirinya sudah mengantri lama-lama di SPBU Way Halim. “Padahal tinggal 3 antrean lagi malah habis dan terpaksa saya pindah ke SPBU ini,” keluhnya.
Menurutnya kelangkaan solar ini sangat susah bagi para sopir truk khususnya karena adanya antrian untuk mengisi solar di beberapa SPBU berimbas pada keterlambatan barang yang dikirim para sopir truk lainnya. “Semoga pemerintah segera menangani kelangkaan solar ini agar cepat berakhir dan jangan seperti ini terus-menerus,” harapnya.
Setiap pembelian solar belum dibatasi hanya saja tidak melayani pembeli dengan jeriken. Ia berharap keadaan ini normal kembali agar para sopir dapat melakukan perjalanannya tanpa ada hambatan suatu apapun.
Dalam kesempatan yang sama Yanto, salah satu supir truk yang mengantar barang dengan tujuan dari Jawa ke Palembang mengatakan, dirinya mengantri dari tadi siang. “Saya mengantri dari jam 2 siang, sekarang ini kita sebagai sopir truk sangat susah dengan kelangkaan solar ini dan harus banyak-banyak bersabar untuk mendapatkan solar,” ujarnya. Sebelumnya, ujar dia, sejak pagi hari dirinya sudah mengantri lama-lama di SPBU Way Halim. “Padahal tinggal 3 antrean lagi malah habis dan terpaksa saya pindah ke SPBU ini,” keluhnya.
Menurutnya kelangkaan solar ini sangat susah bagi para sopir truk khususnya karena adanya antrian untuk mengisi solar di beberapa SPBU berimbas pada keterlambatan barang yang dikirim para sopir truk lainnya. “Semoga pemerintah segera menangani kelangkaan solar ini agar cepat berakhir dan jangan seperti ini terus-menerus,” harapnya.
Gubernur Kirim
Surat
Kelangkaan
solar ini membuat Gubernur Lampung Sjachroedin ZP berupaya menindak lanjutinya dengan
mengirim surat ke pemerintah pusat agar dapat menambah kuota BBM di Provinsi
Lampung .
“Pak Gubernur telah membuat surat hari ini yang akan dikirim ke pemerintah pusat untuk menambah kuota jenis solar ," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Ir. Berlian Tihang, MM, kepada wartawan, Senin (26/11).
“Pak Gubernur telah membuat surat hari ini yang akan dikirim ke pemerintah pusat untuk menambah kuota jenis solar ," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Ir. Berlian Tihang, MM, kepada wartawan, Senin (26/11).
Menurutnya, penambahan BBM sangat diperlukan karena
memang kenyataannya selama ini Lampung masing kurang dan ternyata solar subsidi
bukan hanya warga Lampung saja yang menggunakan, namun banyak juga dari provinsi lain.
Karena menurutnya , Lampung merupakan lintas pulau Sumatera dan Jawa, sehingga Lampung perlu penambahan kuota yang cukup banyak .
" Gubernur telah menandatangani surat tersebut dari Jum'at lalu,” jelasnya.
Selain itu Berlian juga menjelaskan, banyaknya solar yang di beli oleh angkutan pertambangan dan angkutan ilegal , justru perusahan besar yang seharusnya mengunakan solar nonsubsidi namun berbalik menjadi solar subsidi. “Seharusnya adalah nelayan dan petani yang membutuhkan solar subsidi tersebut .
Bahkan pihak pemerintah mengimbau dan meminta pihak kepolisian untuk mengawasi hal ini, sehingga tidak adanya pihak-pihak lain untuk membeli bensin secara ilegal," pungkasnya. (lia/ri)
Karena menurutnya , Lampung merupakan lintas pulau Sumatera dan Jawa, sehingga Lampung perlu penambahan kuota yang cukup banyak .
" Gubernur telah menandatangani surat tersebut dari Jum'at lalu,” jelasnya.
Selain itu Berlian juga menjelaskan, banyaknya solar yang di beli oleh angkutan pertambangan dan angkutan ilegal , justru perusahan besar yang seharusnya mengunakan solar nonsubsidi namun berbalik menjadi solar subsidi. “Seharusnya adalah nelayan dan petani yang membutuhkan solar subsidi tersebut .
Bahkan pihak pemerintah mengimbau dan meminta pihak kepolisian untuk mengawasi hal ini, sehingga tidak adanya pihak-pihak lain untuk membeli bensin secara ilegal," pungkasnya. (lia/ri)
Posting Komentar